Kurangnya konsentrasi siswa terhadap pelajaran apalagi terhadap mata pelajaran matematika, akan menghambat proses pembelajaran. Rendahnya konsentrasi siswa terhadap suatupelajaran, belum tentu sumber kesalahannya terletakpada diri siswa. Ketrampilan guru menyampaikan materi ajar yang kurang memadai dapat meyebabkan kelas menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan siswa.
Suara guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana yang tidak menarik perhatian. Selain itu cara guru berhubungan dengan siswa juga sangat menentukan.
Suara guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana yang tidak menarik perhatian. Selain itu cara guru berhubungan dengan siswa juga sangat menentukan.
Guru yang suka marah, mengejek, jarang tersenyum, atau kurang adil dapat membuat siswa menjadi takut dan tidak senang, yang dapat bermuara pada menurunnya konsentrasi. Materi ajar yang sulit, terlalu mudah atau kurang variatif dapat mendorong menurunnya konsentrasi siswa. Materi ajar yang terlalu sulit dapat mengakibatkan siswa menjadi putus asa, takut dan kurang berminat terhadap pelajaran. Sebaliknya, materi ajar yang terlalu mudah membuat siswa cenderung menganggap enteng dan cepat merasa bosan, sehingga konsentrasi siswa menurun.
Berdasarkan penyebab rendahnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran matematika seperti tersebut di atas, maka upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuat siswa-siswa mengikuti pelajaran diantaranya adalah memelihara keseimbangan emosinya agar secara psikologis didapatkan rasa aman.
Siswa harus dibuat agar tidak merasa tertolak oleh lingkungannya baik oleh temantemannya maupun oleh guru. Menerima siswa apa adanya, guru akan membuat siswa merasa tetap sebagai anggota kelompok dalam kelasnya, dan tetap mempunyai semangat untuk bersaing secara wajar dan positif dengan temannya.
Hal-hal yang selalu diingat oleh setiap guru adalah bahwa siswa tidak selalu secara otomatis belajar dari apa yang diajarkan. Kegiatan belajar akan sulit terjadi apabila penjelasan dan tindakan guru membingungkan dan meragukan.
Ada empat indikator penting yang dapat dipakai untuk menetapkan keefektifan pembelajaran, yaitu : a) kecermatan penguasaan perilaku, b) kecepatan unjuk kerja, c) tingkat alih belajar, dan d) tingkat retensi. Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, juga sering disebut juga tingkat kesalahan unjuk kerja. Makin cermat siswa menguasai perilaku yang dipelajari, makin efektif pembelajaran yang telah dijalankan, atau makin kecil kesalahan, berarti makin efektif pembelajaran.
sumber: *)
image: psikologi.umk.ac.id
Berdasarkan penyebab rendahnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran matematika seperti tersebut di atas, maka upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuat siswa-siswa mengikuti pelajaran diantaranya adalah memelihara keseimbangan emosinya agar secara psikologis didapatkan rasa aman.
Siswa harus dibuat agar tidak merasa tertolak oleh lingkungannya baik oleh temantemannya maupun oleh guru. Menerima siswa apa adanya, guru akan membuat siswa merasa tetap sebagai anggota kelompok dalam kelasnya, dan tetap mempunyai semangat untuk bersaing secara wajar dan positif dengan temannya.
Hal-hal yang selalu diingat oleh setiap guru adalah bahwa siswa tidak selalu secara otomatis belajar dari apa yang diajarkan. Kegiatan belajar akan sulit terjadi apabila penjelasan dan tindakan guru membingungkan dan meragukan.
Ada empat indikator penting yang dapat dipakai untuk menetapkan keefektifan pembelajaran, yaitu : a) kecermatan penguasaan perilaku, b) kecepatan unjuk kerja, c) tingkat alih belajar, dan d) tingkat retensi. Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, juga sering disebut juga tingkat kesalahan unjuk kerja. Makin cermat siswa menguasai perilaku yang dipelajari, makin efektif pembelajaran yang telah dijalankan, atau makin kecil kesalahan, berarti makin efektif pembelajaran.
sumber: *)
image: psikologi.umk.ac.id
Please do not copy content from this page, this content is protected by:
EmoticonEmoticon